Demo di Indonesia itu sudah biasa tapi yang agak ga biasa belakangan ini ya rusuhnya itu lho...
tiap hari berita di TV isinya demo yang rusuh...sampe bosen ngliatnya...!!!
Beberapa hari ato minggu yang lalu saya sempet baca komentar temen saya di milis, ternyata pendapat kami sama persis...intinya adalah demo itu dilakukan oleh mahasiswa yang notabene adalah agen elpiji...ehh...maap salah, maksud saya agen perubahan ato istilah kerennya "the agen of change". Mahasiswa juga dianggap sebagai bagian masyarakat yang intelek dalam arti mahasiswa adalah sosok manusia bagian dari masyarakat yang terpelajar.. jadi output yang dikeluarkan oleh mahasiswa seharusnya berbobot dalam hal logika dan dan pemikiran (apa bedanya logika sama pemikiran..?!?!?!)
Tapi apa yang terjadi dalam beberapa minggu terakhir ini kelihatannya berbalik 180 derajat (di blog ga ada simbol derajat ya...?!). Saya pernah melihat suatu demo menolak kenaikan BBM yang dilakukan oleh mahasiswa di televisi, dimana para mahasiswa memblokir jalan utama sampe tuntutan mereka untuk menurunkan BBM dipenuhi oleh Pemerintah... mungkin bagi mereka tindakan itu terlihat heroik...namanya juga membela kepentingan rakyat tetapi celakanya dengan memblokir jalan tersebut para mahasiswa ternyata merugikan masyarakat pengguna jalan tersebut.
Banyak pengguna jalan yang protes dengan apa yang dilakukan oleh para mahasiswa tersebut tapi pada akhirnya mereka (masyarakat) juga tidak bisa berbuat banyak mengahadapi keras kepalanya para mahasiswa...
"Apa Mas ga kasihan sama pengguna jalan ini, mungkin ada dari mereka yang sakit atau keperluan darurat lainnya... " keluh seorang pria pengguna jalan.
"Apa pemerintah juga kasihan terhadap nasib rakyat dengan menaikkan BBM..?!!!"
ujar mahasiswa
Bagi saya Mahasiswa tersebut sudah mati rasa..tau kenapa..? karena dari jawaban tersebut bisa saya asumsikan demikian... Pemerintah aja ga peduli sama rakyat kenapa mahasiswa (yg demo) harus peduli...?!?!?!?!
Contoh lainnya adalah tidak jarang demo diakhiri dengan pembakaran ban bekas atau benda lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa Mahasiswa (yg demo) tidak memikirkan dampak dari perbuatan yang mereka lakukan...di satu sisi ada yang peduli lingkungan dengan jargon "STOP GLOBAL WARMING" eehhh... lha kok yang demo tambah bikin polusi...bayangkan aja berapa kelompok yang melakukan demo di Indonesia dalam sehari trus jumlah'in ban yang dibakar...pasti asapnya memenuhi langit Indonesia.
Hal lainnya..merusak fasilitas pemerintah seperti pagar atau mobil plat merah... emangnya mahasiswa (yg demo) ga mikir kalo setelah mereka melakukan perusakan itu pastinya benda-benda tersebut diperbaiki lagi oleh pemerintah..nah kalo sudah begini uang darimana untuk memperbaiki semua fasilitas tersebut...dari APBN atau APBD... darimana asal dana tersebut..dari pajak..darimana pajak terkumpul..dari uang rakyat.. jadi kesimpulannya setiap kali mahasiswa demo merusak fasilitas pemerintah itu berarti mahasiswa tersebut memboroskan uang milik masyarakat sendiri...akhirnya ya beda-beda tipis sama koruptor...kalo koruptor ngambil uang rakyat..kalo mahasiswa demo memboroskan uang rakyat.
Pertanyaan dari artikel ini adalah "apakah itu akan membuat segalanya menjadi baik..?"
tiap hari berita di TV isinya demo yang rusuh...sampe bosen ngliatnya...!!!
Beberapa hari ato minggu yang lalu saya sempet baca komentar temen saya di milis, ternyata pendapat kami sama persis...intinya adalah demo itu dilakukan oleh mahasiswa yang notabene adalah agen elpiji...ehh...maap salah, maksud saya agen perubahan ato istilah kerennya "the agen of change". Mahasiswa juga dianggap sebagai bagian masyarakat yang intelek dalam arti mahasiswa adalah sosok manusia bagian dari masyarakat yang terpelajar.. jadi output yang dikeluarkan oleh mahasiswa seharusnya berbobot dalam hal logika dan dan pemikiran (apa bedanya logika sama pemikiran..?!?!?!)
Tapi apa yang terjadi dalam beberapa minggu terakhir ini kelihatannya berbalik 180 derajat (di blog ga ada simbol derajat ya...?!). Saya pernah melihat suatu demo menolak kenaikan BBM yang dilakukan oleh mahasiswa di televisi, dimana para mahasiswa memblokir jalan utama sampe tuntutan mereka untuk menurunkan BBM dipenuhi oleh Pemerintah... mungkin bagi mereka tindakan itu terlihat heroik...namanya juga membela kepentingan rakyat tetapi celakanya dengan memblokir jalan tersebut para mahasiswa ternyata merugikan masyarakat pengguna jalan tersebut.
Banyak pengguna jalan yang protes dengan apa yang dilakukan oleh para mahasiswa tersebut tapi pada akhirnya mereka (masyarakat) juga tidak bisa berbuat banyak mengahadapi keras kepalanya para mahasiswa...
"Apa Mas ga kasihan sama pengguna jalan ini, mungkin ada dari mereka yang sakit atau keperluan darurat lainnya... " keluh seorang pria pengguna jalan.
"Apa pemerintah juga kasihan terhadap nasib rakyat dengan menaikkan BBM..?!!!"
ujar mahasiswa
Bagi saya Mahasiswa tersebut sudah mati rasa..tau kenapa..? karena dari jawaban tersebut bisa saya asumsikan demikian... Pemerintah aja ga peduli sama rakyat kenapa mahasiswa (yg demo) harus peduli...?!?!?!?!
Contoh lainnya adalah tidak jarang demo diakhiri dengan pembakaran ban bekas atau benda lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa Mahasiswa (yg demo) tidak memikirkan dampak dari perbuatan yang mereka lakukan...di satu sisi ada yang peduli lingkungan dengan jargon "STOP GLOBAL WARMING" eehhh... lha kok yang demo tambah bikin polusi...bayangkan aja berapa kelompok yang melakukan demo di Indonesia dalam sehari trus jumlah'in ban yang dibakar...pasti asapnya memenuhi langit Indonesia.
Hal lainnya..merusak fasilitas pemerintah seperti pagar atau mobil plat merah... emangnya mahasiswa (yg demo) ga mikir kalo setelah mereka melakukan perusakan itu pastinya benda-benda tersebut diperbaiki lagi oleh pemerintah..nah kalo sudah begini uang darimana untuk memperbaiki semua fasilitas tersebut...dari APBN atau APBD... darimana asal dana tersebut..dari pajak..darimana pajak terkumpul..dari uang rakyat.. jadi kesimpulannya setiap kali mahasiswa demo merusak fasilitas pemerintah itu berarti mahasiswa tersebut memboroskan uang milik masyarakat sendiri...akhirnya ya beda-beda tipis sama koruptor...kalo koruptor ngambil uang rakyat..kalo mahasiswa demo memboroskan uang rakyat.
Pertanyaan dari artikel ini adalah "apakah itu akan membuat segalanya menjadi baik..?"